Aku terlatih memendam rasa, hingga lupa mengungkapnya.

www.andihidayat.com
Dan hujan pun membasahiku ketika yang masih ku pendam adalah cinta.
Aku terlalu terlatih memendam rasa, hingga lupa mengungkapkannya.
Dihadapan senja aku mencoba mengutarakan rasa, namun aku selalu terlihat tidak sempurna.
Izinkan aku mencoba untuk kedua kalinya, sehingga aku yakin bahwa rasa ini benar – benar berbalas.

Pertemuan berikutnya, aku hanya ingin mengutarakan rasa, supaya engkau peka.
Dirimu yang kutunggu, akan tetap kutunggu dengan caraku.
Tak peduli aku dengan orang lain yang memandangmu hina.
Sebab aku yakin, engkau berbeda dari yang lain.

Selamanya rasa ini akan tetap begitu, penuh suka nan sempurna.
Walau terkadang ragu dan pilu, aku tidak ingin lagi menunggu.

Aku siap terluka bila jawabmu adalah tidak.
Aku siap terhempas bila jawabmu adalah maff.
Dan aku siap pulang dengan hampa bila jawabmu masih engkau tunda.

Bagaimanapun jawabmu, berdiriku masih tetap diujung jalan yang sama.
Harapku, yang benar – benar menghampiriku diujung jalan itu adalah kamu.

Andi
-1992-

Komentar